Purbaya Murka! Oknum Bea Cukai Nongkrong di Kafe, Siap-Siap Dipecat

Foto: Istimewa

RBDCOTAX, Jakarta: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa murka. Ia tak lagi menutupi kejengkelannya setelah mendengar keluhan publik yang menyingkap perilaku memalukan sebagian pegawai Bea dan Cukai. Dari lebih dari 15 ribu pesan yang masuk ke kanal pengaduan “Lapor Pak Purbaya”, mayoritas berisi cerita tentang aparat yang lupa diri saat mengenakan seragam negara.

“Totalnya 15.933 pesan, yang muji-muji cuma 2.459. Sisanya laporan semua,” ujar Purbaya sambil menghela napas di kantornya, Jakarta, Jumat (17/10).

Salah satu laporan yang ia bacakan membuat suasana ruangan seketika hening. Seorang wiraswasta menulis tentang sekelompok petugas Bea Cukai yang setiap hari nongkrong di kedai kopi ternama, berbincang keras-keras soal bisnis pribadi, sambil mengenakan baju dinas kebanggaan.

“Yang dibicarakan tentang aset, kiriman mobil, sampai cara jualnya. Mohon diawasi, Pak, karena kami risih melihat pegawai negara seperti itu,” bunyi pesan yang dibacakan Menkeu dengan ekspresi tegas.

Purbaya tak bisa menahan kekesalan. Ia menatap tajam ke arah para pejabat di ruangan.

“Kalau masih ada yang seperti ini, saya pecat! Jangan kira saya main-main. Sudah digebrak berkali-kali, tapi tetap saja cuek,” ujarnya dengan nada tinggi.

Kemarahan Purbaya tak berhenti di situ. Ia juga menyoroti laporan tentang maraknya rokok tanpa cukai di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau — wilayah yang disebut-sebut menjadi surga bagi peredaran barang ilegal. Warga menuding aparat Bea Cukai hanya berani menertibkan warung kecil, tapi membiarkan para cukong besar melenggang bebas.

“Ini bukan lagi salah urus, tapi pembiaran. Kalau memang ada yang main mata dengan cukong, saya pastikan akan berurusan langsung dengan saya,” tegasnya.

Untuk membongkar akar masalah, Purbaya membentuk tim khusus gabungan Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak. Tim ini diberi mandat untuk menelusuri laporan publik, mengidentifikasi pelaku bisnis gelap, serta memetakan jaringan cukong di setiap daerah.

“Saya minta mereka buat daftar siapa saja pemainnya. Kalau nanti ada barang ilegal yang masuk dan terhubung ke nama itu, kita proses — tanpa pandang bulu,” katanya.

Menurut Purbaya, masalah di Bea Cukai bukan semata persoalan individu nakal, melainkan budaya organisasi yang sudah waktunya dibongkar total.

Ia ingin kehadiran Lapor Pak Purbaya menjadi alat revolusi birokrasi, tempat rakyat ikut mengawasi perilaku aparat pajak dan Bea Cukai.

“Enggak ada lagi ruang untuk main-main. Saya mau integritas jadi kebiasaan, bukan sekadar slogan,” ujarnya menegaskan.

Kanal Lapor Pak Purbaya kini menjadi tumpuan masyarakat yang ingin suaranya didengar langsung oleh Bendahara Negara. Masyarakat dapat mengirimkan pesan singkat ke 0822-4040-6600, dan setiap laporan akan disaring serta diteruskan ke unit terkait untuk ditindaklanjuti.

“Saya ingin rakyat tahu, kalau lapor, pasti kami dengar. Dan kalau terbukti benar, pelakunya akan kami tindak,” tutup Purbaya.

Tags: No tags

Comments are closed.